Sabtu, 14 Mei 2016

Hijrah Nabi Muhammad SAW”
             
 KISAH HIJRAH NABI MUHAMMAD S.A.W DARI MEKAH KE MADINAH

Kita kembali mengentuk pintu tahun baru hijriyah.gerbang muharram 14 234 hijrayah kini berada di depan mata.setumpuk harapan dan impian menggerora di dada kita meyertai datangnya tahun baru hijriyah ini.
KISAH HIJRAH NABI MUHAMMAD S.A.W DARI MEKAH KE MADINAH
Nabi Muhammad s.a.w hijrah ke Madinah setelah mendapatkaan wahyu dari Allah (Q.s. Al-anfal ayat 30).Diterangkan bahwa ada orang-orang yang berdaya upaya untuk mencelakai Nabi. Nabi berhijrah bersama sahabatnya Abu bakar a.s.
Sebelum melakukan perjalanan ke Madinah, Nabi bersama Abu Bakar bersembunyi di gunung tsur dalam Gua tsur selama 3 hari 3 malam.
Pada saat itu Nabi dan Sahabat Abu Bakar tengah pengejaran para kaum musyrikin quraisy. Mereka hendak membunuh Nabi sebagai upaya memadamkan cahayaislam.
Namun, upaya pengejaran belum berhasil karena banyak pertolongan Allah diberikan kepada Nabi dan Abu Bakar.Terlihat dari adanya sarang laba-laba dan sarang telur merpati di pintu gua tsur.Sehingga mengindikasikan tidak ada orang di dalamnya.
Barulah setelah itu, Nabi bersama sahabat Abu Bakar memulai perjalanan menuju Madinah. Diriwayatkan bahwa Nabi dan Abu bakar melakukan perjalanan bersama dua orang penunjuk jalan yaitu Abdullah bin Uraiqith dan Amir Bin Fuhairah dengan berkendaraan unta.
Kaum musyrikin quraisy setelah kehilangan Nabi dan Abu Bakar, mereka sibuk menyiarkan ke sekeliling kota Mekah dan kepada Suku-suku dan kabilah, kepala-kepalanya dimintai pertolongan untuk mencari Nabi Muhammad. Siapapun yang berhasil menangkap nabi akan diberikan 100 ekor unta.
Di tengah perjalanan di sebuah dusun bernama qudaidin.Salah seorang penduduknya mengenali Nabi dan sahabat Abu bakar. Kemudian diceritakan kepada pemimpin kabilahnya bernama Suraqah bin Malik Al Mudlij. Namun Suraqah menyangkalnya karena ia ingin menangkapnya sendirian.
Secepatnya Suraqah mengejar perjalanan Nabi dan Sahabat Abu Bakar. Abu  bakar yang mengetahui ada seseorang mengejarnya merasa khawatir sampai menangis kalau orang tersebut menangkap Nabi. Nabi pun berdoa’a kepada Allah dan dengan kehendak Allah berulang kali kuda yang ditunggangi Suraqah tergelincir dan Suraqah jatuh terpelanting ke tanah. Keluarlah rasa bahwa kemenangan akan di dapat oleh Nabi Muhammad.
Kemudian Suraqah memanggil nama Nabi dan meminta perlindungan dari bahaya dan juga mengucapkan beribu maaf. Akhirnya mengadakan perjanjian tertulis.
Dari Suraqahlah Nabi mulai mengetahui tentang imbalan 100 ekor unta jika berhasil menangkapnya.Nabi tersenyum dan memerintahkan untuk merahasiakan tentang kepergian dirinya.
Selanjutnya Nabi dan sahabat Abu Bakar singgah di sebuah perkemahan milik seorang perempuan bernama Ummu Ma’bad. Mereka hendak membeli kurma, daging, dan air susu. Pada saat itu nabi melihat seekor kambing yang kurus menderita payah dan sakit. Beliau hendak memerah susunya dengan ijin Allah memancarlah begitu banyak air susu, padahal kambing itu sudah tidak bisa lagi mengeluarkan air susu. Peristiwa menakjubkan ini diceritakan kembali oleh Ummu Ma’bad kepada suaminya Abu Ma’bad. Sampai-sampai ia pun bercita-cita jika bertemu Nabi ingin menjadi pengikut dan sahabatnya.
Sesudah itu, bertemu pula dengan rombonganm kafilah dari Qabilah Banu Sahmin yang dikepalai oleh Buraidah bin Al-Hashib Al-Aslamy. Buraidah yang berhasrat mendapatkan hadiah 100 ekor unta ingin pula menangkap Nabi.
Beserta 70 orang kaumnya hendak menangkap Nabi namun dengan kehendak Allah seketika itu mereka semua membaca Syahadat dan berislam.
Sebelum sampai di Madinah beliau telah mendapat pengikut baru yang dijumpai selama perjalanan.Mereka mengiringi Nabi hingga ke Madinah.Saat masuk ke Madinah dikibarkanlah bendera.

DI DALAM GOA TSUR
Rasullah (SAW) dan Abu Bakar (RA) tinggal di dalam goa Tsur pada hari Jum’at, Sabtu, dan Ahad.Selama itu, berlangsung pertolongan bagi mereka berdua.
1. Abdullah bin Abu Bakar (RA) mendatangi goa pada malam hari dan menyampaikan berita perihal berbagai rencana dan kegiatan orang-orang kafir kepada mereka berdua. Sebelum fajar ia sudah kembali ke Makkah sehingga seolah-olah ia selalu berada di Makkah.
2. Amar bin Fuhairah menggiring domba-domba gembalaannya ke dalam goa pada malam hari sehingga Rasulullah (SAW) dan Abu Bakar (RA) bisa minum susu domba hingga cukup kenyang. Amar menggiring kembali domba-dombanya ke Makkah sebelum fajar selang beberapa waktu setelah Abdullah bin Abu Bakar kembali ke Makkah, dengan demikian jejak kaki Abdullah terhapus oleh jejak domba-domba itu.
3. Abdullah bin Ariqat Laitsi, seorang kafir yang dapat dipercaya dan bekerja sebagai pemandu yang diupah oleh Abu Bakar (RA) datang ke goa ini, setelah hari ke-tiga, membawa dua ekor onta.
4. Pada waktu itu Abu Bakar (RA) menawarkan satu dari onta itu kepada Nabi (SAW) sebagai hadiah. Namun beliau (SAW) memaksa membeli onta itu.Abu Bakar (RA) pun akhirnya bersedia menerima pembayaran sebesar empat ratus dirham untuk onta itu.Onta inilah yang kemudian dikenal sebagai onta Rasulullah (SAW) yang dinamai Quswa.
5. Dengan dipandu oleh Abdullah bin Ariqat, mereka berdua memulai perjalanan menuju Madinah. Amar juga menyertai perjalanan mereka.


PERJALANAN HIJRAH RASULULLAH (SAW)

Dari rumah beliau; Rasulullah (SAW) pergi menuju rumah Abu Bakar (RA) dan kemudian mereka berdua melompat keluar melalui jendela belakang rumah dan melarikan diri di kegelapan malam sebagaimana telah direncanakan.Berdua saja mereka menempuh jarak lebih-kurang 7.5 Km menuju sebuah goa yang dikenal dengan sebutan “Goa Tsur”.
Orang-orang kafir amat sangat marah karena ternyata adalah Ali (RA) yang berada di tempat tidur Nabi Muhammad (SAW), maka pencarian dan pengejaran secara besar-besaran terhadap Rasulullah (SAW) pun mereka lakukan.Mereka mengumumkan sayembara berhadiah 100 ekor onta bagi siapa saja yang dapat menyerahkan kepala Nabi (SAW).
Artikel 4

Hijrah Nabi Muhammad

Pada September 622, terdapat skenario pembunuhan kepada Nabi Muhammad, maka secara diam-diam Nabi Muhammad bersama abu bakar pergi meninggalkan kota Mekkah. Sedikit demi sedikit, Nabi Muhammad dan pengikutnya berhijrah ke Yastrib 320 kilometer (200 mil) utara Mekkah. Yastrib kemudian berubah nama menjadi Madinat un-Nabi, yang berarti "kota Nabi", tapi kata un-Nabi menghilang, dan hanya disebut Madinah, yang berarti "kota". Penanggalan Isalm yang disebut hijriah dicetuskan oleh Umar bin Khattab  pada tahun 638 atau 17 tahun setelah peristiwa hijrah. Kota tempat tinggal Nabi Muhammad disebut Madinah dan wilayah sekitarnya disebut Yastrib.
Artikel 5
Kalimah Thayyibah

Sungguh tiada Kalimat yang lebih indah dari Kalimat “Laa Ilaha Illa Allah”. Kalimat inilah yang menjadi pembeda seseorang, apakah iaMuslim, Ataukah ia Kafir. Kalimat yang membawa kemaslahatan di seluruh Dunia.Kalimat yang sangat dibenci pihak-pihak tertentu.Kalimat yang dapat membuat perubahan besar pada wajah Dunia.Kalimat yang membawa penerangan bagi segenap Umat Manusia di seluruh Alam. Kalimat inilah yang akan membuat seseorang bergembira di Hari Kiamat. Sebagai mana pertanyaan Abu Hurairah ra kepada Rasulullah saw :
يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِكَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَقَدْ ظَنَنْتُ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ أَنْ لَا يَسْأَلُنِي عَنْ هَذَا الْحَدِيثِ أَحَدٌ أَوَّلُ مِنْكَ لِمَا رَأَيْتُ مِنْ حِرْصِكَ عَلَى الْحَدِيثِ أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ أَوْ نَفْسِهِ
"Wahai Rasulullah siapakah orang yang paling berbahagia dengan syafa'atmu pada hari kiamat?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Aku telah menduga wahai Abu Hurairah, bahwa tidak ada orang yang mendahuluimu dalam menanyakan masalah ini, karena aku lihat betapa perhatian dirimu terhadap hadits. Orang yang paling berbahagia dengan syafa'atku pada hari kiamat adalah orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallah dengan ikhlas dari hatinya atau jiwanya".(H.R Bukhari)

Di seluruh Dunia, setiap orang yang akan menjadi Muslim pasti akan mengucapkan kalimat ini. Dan setiap Muslimyang taat, psati akan sangat sering mengulang-ulang kalimat ini, baik dalam sholatnya, dzikirnya, maupun dalam setiap do’a-do’anya.

Seseorang yang sering-sering mengucapkan kalimat ini, akan dengan sendirinya terhindar dari perbuatan-perbuatan dosa. Kalimat ini ialah kalimat tertinggi dalam tingkatan keimanan. Sebagaimana dalam hadist :

رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ أَفْضَلُهَا قَوْلُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْعَظْمِ عَنْ الطَّرِيقِ وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنْ الْإِيمَانِ
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Iman itu ada tujuh puluh cabang, yang paling tinggi adalah ucapan LAA ILAAHA ILLAALLAH dan yang paling rendah adalah menyingkirkan tulang dari jalan, dan malu adalah bagian dari keimanan."(H.R Abu Daud)

Lalu apakah makna dari kalimat ini?Sungguh kalimat ini ialah susunan kalimat yang datang hanya dari Allah swt, dan tiada seorang makhlukpun ciptaanNya yang dapat membuat yang semisal.

Makna dari kalimat ini, pertama adalah penolakan terhadap segala ‘ilah’ yang berarti sesembahan atau tuhan atau bisa juga idola, yang diagung-agungkan selain Allah swt yang satu. Selanjutnya adalah pengakuan akan hanya Allah satu-satunya dan tiada lain yang dapat diagungkan dan dipuja-puja. Dua hal inilah yang menjadikan seseorang telah Muslim dan akan diakui keislamannya. Namun, kedua hal ini tidak hanya sekedar pengucapan dan tidak menuntut pertanggungjawaban, sebaliknya, segera setelah seseorang mengucapkan Kalimat “ Laa Ilaha Illa Allah” akan muncullah serangkaian kewajiban-kewajiban yang mengiringinya.

Namun saudaraku sekalian, sungguh sekali lagi, tiadalah kalimat terbaik yang dapat diucapkan seseorang selain kalimat ini.sehingga, dengan hanya mengucapkannya saja seseorang sudah diwajibkan Allah untuknya surga dan terhindar dari api neraka yang menyala-nyala. Sebagaimana dalam Hadist Nabi saw :

     مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ أَوْجَبَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُ بِهَا الْجَنَّةَ وَأَعْتَقَهُ بِهَا مِنْ النَّا 
Barangsiapa bersaksi bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah,
Allah Azzawajalla mewajibkan surga baginya dan
menyelamatkannya dari neraka.”( H.R Ahmad)

Karena itulah sudaraku, sebarkanlah Kalimat ini kepada sebanyak-banyaknya orang dengan cara yang lembut. Ajaklah mereka untuk menikmati keindahan beriman dan berislam. Sebagaimana yang dicontohkan Nabi saw. Beliau mengajak sebanyak-banyaknya Manusia agar dapat merasakan hidayah Allah swt.Dan inilah kewajiban kita sebagai Umat Islam.Sesungguhnyaorang-orang yang tidak mengetahui kebenaran Islam ialah orang-orang yang tersesat.Tugas kitalah sebagai yang mengetahuinya untuk memberikan petunjuk kepada mereka.


SEJARAH KISAH HIJRAH NABI MUHAMMAD SAW KE MADINAH

Selama tujuh hari terus-menerus rombongan Rasululloh Saw berjalan, mengaso di bawah panas membara musim kemarau dan berjalan lagi sepanjang malam mengarungi lautan padang pasir dengan perasaan kuatir. Hanya karena adanya iman kepada Alloh Swt membuat hati dan perasaan mereka terasa lebih aman.Ketika sudah memasuki daerah kabilah Banu Sahm dan datang pula Buraida kepala kabilah itu menyambut mereka, barulah perasaan kuatir dalam hatinya mulai hilang.Jarak mereka dengan Madinah kini sudah dekati.

Selama mereka dalam perjalanan yang sungguh meletihkan itu, berita-berita tentang 
Hijrah Nabi Muhammad SAWdan sahabatnya yang akan menyusul kawan-kawan yang lain, sudah tersiar di Madinah. Penduduk kota ini sudah mengetahui, betapa kedua orang ini mengalami kekerasan dari Quraisy yang terus-menerus membuntuti. Oleh karena itu semua kaum Muslimin tetap tinggal di tempat itu menantikan kedatangan Rasululloh dengan hati penuh rindu ingin melihatnya, ingin mendengarkan tutur katanya.Banyak di antara mereka itu yang belum pernah melihatnya, meskipun sudah mendengar tentang keadaannya dan mengetahui pesona bahasanya serta keteguhan pendiriannya.Semua itu membuat mereka rindu sekali ingin bertemu, ingin melihatnya.

MASYARAKATMADINAH

Tersebarnya Islam di Madinah dan keberanian kaum Muslimin di kota itu sebelumhijrah Nabi   ke tempat tersebut sama sekali di luar dugaan kaum Muslimin Mekah. Beberapa pemuda Muslimin bahkan berani mempermainkan berhala-berhala kaum musyrik di sana. Seseorang yang bernama ‘Amr bin’l-Jamuh mempunyai sebuah patung berhala terbuat daripada kayu yang dinamainya Manat, diletakkan di daerah lingkungannya seperti biasa dilakukan oleh kaum bangsawan.‘Amr ini adalah seorang pemimpin Banu Salima dan dari kalangan bangsawan mereka pula.Sesudah pemuda-pemuda golongannya itu masuk Islam malam-malam mereka mendatangi berhala itu lalu di bawanya dan ditangkupkan kepalanya ke dalam sebuah lubang yang oleh penduduk Madinah biasa dipakai tempat buang air.

Bila pagi-pagi berhala itu tidak ada ‘Amr mencarinya sampai diketemukan lagi, kemudian dicucinya dan dibersihkan lalu diletakkannya kembali di tempat semula, sambil ia menuduh-nuduh dan mengancam.Tetapi pemuda-pemuda itu mengulangi lagi perbuatannya mempermainkan Manat ‘Amr itu, dan diapun setiap hari mencuci dan membersihkannya. Setelah ia merasa kesal karenanya, diambilnya pedangnya dan digantungkannya pada berhala itu seraya ia berkata: “Kalau kau memang berguna, bertahanlah, dan ini pedang bersama kau.” Tetapi keesokan harinya ia sudah kehilangan lagi, dan baru diketemukannya kembali dalam sebuah sumur tercampur dengan bangkai anjing. Pedangnya sudah tak ada lagi.

Sesudah kemudian ia diajak bicara oleh beberapa orang pemuka-pemuka masyarakatnya dan sesudah melihat dengan mata kepala sendiri betapa sesatnya hidup dalam syirik dan paganisma itu, yang hakekatnya akan mencampakkan jiwa manusia ke dalam jurang yang tak patut lagi bagi seorang manusia,ia pun masuk Islam.

MESJID  QUBA'

Ketika rombongan Rasululloh Saw sampai di Quba’, mereka tinggal empat hari ia di sana dan membangun mesjid Quba’. Di tempat ini Ali b. Abi-Talib ra menyusul, setelah mengembalikan barang-barang amanat – yang dititipkan oleh rasululloh Saw – kepada pemilik-pemiliknya di Mekah.Ali ra menempuh perjalanannya ke Madinahdengan berjalan kaki. Malam hari ia berjalan, siangnya bersembunyi. Perjuangan yang sangat meletihkan itu ditanggungnya selama dua minggu penuh, yaitu untuk menyusul saudara-saudaranya seagama.

SAMPAI  DI MADINAH

Demikanlah akhirnya rombongan Rosululloh selamat sampai Madinah. Hari itu adalah hari Jum’at dan Muhammad berjum’at di Madinah.Di tempat itulah, ke dalam mesjid yang terletak di perut Wadi Ranuna itulah kaum Muslimin datang, masing-masing berusaha ingin melihat serta mendekatinya. Mereka ingin memuaskan hati terhadap orang yang selama ini belum pernah mereka lihat, hati yang sudah penuh cinta dan rangkuman iman akan risalahnya, dan yang selalu namanya disebut pada setiap kali sembahyang. Orang-orang terkemuka di Medinah menawarkan diri supaya ia tinggal pada mereka.

Setiba Rasulullah (SAW) di Madinah, onta beliau (Quswa) duduk di lahan terbuka di dekat rumah Abu Ayyub Ansari (RA). Maka beliau (SAW) pun menetap di tempat itu sampai terselesaikannya pendirian Masjid Nabawi dan sebuah tempat berteduh untuk beliau.Seluruh sahabat bersama-sama Nabi (SAW) juga secara langsung turun tangan dalam pembangunan Masjid Nabawi, sebagaimana juga mereka melakukan bersama-sama dalam pembangunan Masjid Quba’.

Beberapa hari kemudian, istri Nabi (SAW); Saudah (RA); dua putri beliau Fatimah (RA) and Ummu Kulsum (RA), Usamah bin Zaid (RA), ‘Aisyah (RA) dan Ummu Aiman (RA) juga menyusul hijrah ke Madinah dibawah kawalan Abdullah bin Abu Bakar (RA). Adapun putri beliau seorang lagi, Zainab (RA), baru diijinkan hijrah ke Madinah setelah terjadi peperangan Badar.

Di Madinah, Rasulullah (SAW) memanjatkan doa (yang artinya) sebagai berikut, “Wahai Allah, jadikanlah kami mencintai Madinah sebagaimana kami mencintai Makkah, atau bahkan lebih dari itu. Kami mohon, jadikanlah iklimnya menyehatkan bagi kami.Tambahkanlah keberkahan didalam takaran (shaq dan mud) kami, dan pindahkanlah panasnya Madinah hingga ke Juhfah.” Allah (SWT) mengabulkan doa beliau dan beliaupun menetap di Madinah karena begitu cintanya beliau terhadap kota ini. (Bukhari).

ARTI PENTING HIJRAH

Hijrah telah membawa akibat-akibat yang lebih jauh:

1. Dari peristiwa ini, terjadi perubahan sosial. Islam sebagai sebuah kelompok/golongan didalam masyarakat telah berkembang menjadi sebuah kesatuan Ummat Islam.Maka sirnalah diskriminasi atas dasar warna kulit, kredo, ataupun kekayaan.Semua Muslim setara/egaliter.

2. Menurut para ahli sejarah Muslim, Rasulullah (SAW) tiba di Quba‘ pada tanggal 16 Juli 632 M. yang mana berada dalam bulan Muharram, dari sinilah dimulainya perhitungan kalender Hijriyah.

3. Adalah di Madinah, diletakkan dasar-dasar khilafah (pemerintahan) Islam. Peristiwa bersejarah berupa perjanjian-perjanjian yang dibuat bersama dengan kelompok Yahudi dan beberapa suku yang lain menjadi panduan bagi generasi-generasi yang kemudian.

4. Diantara sekian banyak sahabat Nabi (SAW), beliau memilih Abu Bakar (RA) sebagai teman dalam perjalanan hijrah. Hal ini di abadikan didalam Al-Quran, Surah At-Taubah.Ini merupakan penghargaan paling utama bagi Abu Bakar (RA).

5. Setiap orang yang berpola-pikir adil dan terbuka, dari tulisan ini dapat mengambil kesimpulan bahwa Abu Bakar (RA) telah memiliki peranan yang amat penting dalam peristiwa Hijrah. Maka sungguh amat menyedihkan bahwasanya sebagian orang masih menilai secara tidak adil terhadap diri sahabat yang demikian dihormati ini.